Wednesday, March 24, 2010

PDA = PD Abiezzz

Sadarkah kita sewaktu kita sudah jadi ciptaan baru, semua “software” di dalam hidup kita juga siap diperbaharui, baik itu karakter, sifat, kebiasaan, dll. Ada yang perlu melewati proses yang cepat, ada yang lama. Salah satu hal pendukung untuk kita bisa memperoleh sifat atau karakter yang lebih baik adalah ketika kita memiliki kepercayaan diri.

Banyak orang Kristen yang punya masalah dengan kepercayaan diri mereka. Padahal sebenarnya, kepercayaan diri hanya bisa ada di dalam hidup kita ketika kita tahu bahwa Roh Kudus sudah tinggal di dalam kita. Karena ketika Roh Kudus tinggal di dalam kita, Dia akan memberitahukan semua kemampuan yang setiap kita miliki dalam hidup kita. Meski demikian ada saja orang yang sebenarnya sudah menyebut dirinya ‘ciptaan baru’, namun tidak percaya diri. Padahal orang yang tidak percaya diri sebenarnya ada di dalam diri orang ‘ciptaan lama’.

Bagaimana bentuk percaya diri? Apakah kita perlu percaya diri? Bagaimana ciri-ciri seorang yang percaya diri? Apakah dari hal-hal berikut ini orang dikatakan percaya diri, misalnya dari penampilannya (dandanan), kekayaannya, pembawaan dirinya yang ‘berani tampil malu’ di mana pun dia berada, atau bahkan dari talentanya. Bisa saja orang percaya diri dari hal-hal itu, tapi sebaliknya bisa saja orang menutupi kekurangan dirinya dengan memiliki hal-hal tersebut. Menurut saya, itu pun bisa saja.

Bagi orang yang kurang atau tidak percaya diri, mereka berusaha menutupinya dengan sesuatu yang ada di luar (kelihatan), padahal kepercayaan diri itu berhubungan dengan sesuatu yang ada di dalam setiap kita, bukan di luar. Berarti, kalau seseorang punya masalah dengan percaya diri, yang harus “diurus” adalah bagian dalamnya.

Musa, seorang yang sangat dekat dengan Tuhan pun, pernah punya masalah dengan kepercayaan dirinya ketika Tuhan menyuruhnya menghadap raja Mesir untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir (Keluaran 3:10-13). Dia menjawab perintah Tuhan dengan keraguannya menghadap raja Mesir, dan kebimbangannya dengan apa yang harus dikatakannya kepada bangsa Israel bahwa ia disuruh Allahnya. Padahal jelas Tuhan tahu siapa Musa yang sebenarnya, bahwa ia mampu melakukannya karena Tuhan tinggal di dalam hidupnya. Jadi sekali lagi, percaya diri adalah ketika kita tahu dan sadar bahwa Yesus telah tinggal di dalam hidup kita yang telah menciptakan kita.

Dapatkah anda bayangkan kalau saya menggunakan hand-phone merk A versi terbaru, namun saya mengoperasikannya dengan cara-cara versi lama. It doesn’t work! Selain saya yang stress, “si hand-phone” sendiri pun akan stress. Dan seandainya hand-phone saya bisa bicara, dia akan berkata, “Wooooyyy, stop pakai saya dengan cara lama… sebelum kamu pakai lagi dan bisa merusak saya, BACA DULU MANUAL BOOK-nya!” Betul sekali. Saya harus tahu dulu siapa dia secara maksimal, baru saya bisa menggunakannya tanpa keraguan sedikit pun.

Banyak anak muda yang mencoba mendapatkan kepercayaan dirinya dari “pihak ketiga”, seperti media, MTV, internet, majalah, pacar, teman. Mengapa seperti itu? Karena mereka tidak mau membaca “the manual book” hidup mereka, firman Tuhan! Alkitab! Sehingga tidaklah aneh kalau mereka tidak tahu akan siapa mereka yang menyebabkan mereka tidak percaya diri. Akibatnya mereka berusaha melakukan berbagai macam hal untuk menumbuhkan kepercayaand dirinya. Entah cara jalan yang “diperanggun”, cara tertawa yang “dipermanis”, cara penampilan yang “dirombak” abis. Guess what, there’s nothing wrong with those things. We are different one to another. It’s not about what you do, but it’s about who you are in Jesus! God takes nobody’s and He makes them somebody’s!! Kita harus jadi orang ‘PDA’… alias PD Abiezz!!!

Saya menilai ada dua penyebab seseorang gak PD. Pertama, karena insecurity. Mengapa seseorang bisa merasa insecure? Jawabannya karena kalimat ini: “How I feel about people think about me”. Oh ya, orang yang tidak secure sering punya pikiran “Apa yang orang lain akan pikirkan kalau saya seperti ini?” Kegendutan, terlalu kurus, terlalu jangkung, pendek, gagap… atau berhubungan dengan latar belakang keluarga, miskin, dll. Kalau anda mau merasa secure all the time, cobalah tinggal di dalam hutan sendirian.. di sanalah anda akan merasa secure karena tidak ada orang lain yang akan menilai anda. Anda ‘bebas merdeka’ untuk melakukan apa saja. Paling hanya segerombolan binatang yang mengeluarkan suaranya, tapi tidak bisa bicara ;)

Yang kedua, comparing with others. Waktu kita mulai membandingkan dengan orang lain, kita mulai tidak bersyukur, yang membuat kita tidak tahu akan kekuatana kita, yang mengakibatkan kepercayaan diri kita jauh turun! Can you imagine kalau anggota tubuh kita ini bisa bicara dan saling membandingkan kemampuannya…? So, do not compare with others. Cause nobody’s the same.

Don’t care about what people say about us, since our Saviour says we are special. Bahkan Dia berkata: “You are unique, precious, valuable, My own creation, My best friend, My bride, you are My everything!!!” Kalau Tuhan sudah berkata seperti itu kepada kita, alasan apa yang bisa membuat kita tidak percaya diri lagi?

Amsal 3:3-5 berkata: “Hendaklah engkau tetap percaya dan setia kepada Allah dan sesamamu. Ingatlah itu dan simpanlah di dalam hatimu, supaya engkau disenangi dan dihargai oleh Allah dan manusia. Percayalah kepada TUHAN dengan sepenuh hatimu, dan janganlah mengandalkan pengertianmu sendiri.”

Letakkanlah kepercayaan dan kesetiaan kita kepada-Nya yang membuat kita akan disenangi dan dihargai bukan oleh Allah saja, bahkan oleh manusia sekalipun. When we put our trust in Him, then we’ll have our self-confidence. How about that?

“Confidence is not easily led by the crowd - Confidence stands up for what you believe, not ashamed of it”

(based on the sermon by Ps. Jussar Badudu)

No comments: